BANJAR. JurnalMedia – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Hingga bulan Mei 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar mencatat sebanyak 74 kasus DBD. Jumlah ini diharapkan terus menurun hingga akhir tahun 2025, dibandingkan dengan lonjakan kasus yang terjadi pada tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Ika Rika Ruhantika, menyampaikan bahwa tren kasus DBD di Kota Banjar pada 2025 ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2024. Pada tahun sebelumnya, kasus DBD melonjak tajam, tidak hanya di Kota Banjar tetapi juga hampir di seluruh wilayah Indonesia.
“Kasus DBD di Kota Banjar tahun 2025 menurun dibandingkan tahun 2024, walaupun baru memasuki bulan Mei. Namun, mudah-mudahan sampai akhir tahun 2025 terus mengalami penurunan,” ungkap dr. Ika Rika, Rabu (14/5/2025).
Lebih lanjut, dr. Ika Rika merinci data kasus DBD di Kota Banjar: pada tahun 2023 tercatat sebanyak 53 kasus, sedangkan pada 2024 melonjak menjadi 400 kasus. Sementara itu, pada 2025 hingga bulan Mei, tercatat sebanyak 74 kasus.
“Mudah-mudahan trennya menurun,” harapnya.
Sebagai upaya antisipasi terhadap peningkatan kasus DBD, Dinkes Kota Banjar terus melakukan langkah-langkah preventif. Di antaranya melalui program Juru Pemantau Jentik (Jumantik), serta kampanye Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) dengan metode 3M Plus.
“Menguras dan membersihkan tempat penampungan air, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, dan Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas,” terangnya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan kelambu, memasang kain kasa pada ventilasi, mengoleskan lotion anti nyamuk, menggunakan obat nyamuk, dan menaburkan bubuk abate pada bak atau ember penampungan air.
“Yang penting adalah menjaga gerakan hidup bersih dengan rutin membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk, minimal seminggu sekali,” imbaunya. (Ucup)