JURRNALMEDIA.ID – Banjir Cirebon, Jawa Barat, baru-baru ini menyebabkan banyak kerusakan material tetapi juga memaksa ribuan warga untuk mengungsi. Kejadian ini menarik perhatian publik dan pemerintah, mengingat dampaknya yang luas dan mendalam terhadap komunitas lokal.
Banjir Cirebon telah menyebabkan lebih dari 33.000 rumah terendam air. Dampaknya terasa hingga ke 40.075 keluarga, yang berarti lebih dari 83.000 orang terkena imbasnya. Sungai Ciputih, Ciberes, Pekik, dan Cisanggarung yang meluap menjadi penyebab utama bencana ini. Akibatnya, sekitar 4.200 warga terpaksa mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, telah mengambil langkah cepat dengan meninjau lokasi yang terkena banjir. Beliau tidak hanya mengunjungi rumah-rumah warga yang terdampak tetapi juga fasilitas umum yang rusak. Pemerintah telah menyiapkan rencana teknis untuk normalisasi sungai bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dengan tujuan untuk mengakhiri siklus banjir tahunan yang kerap terjadi.
Dinas Sosial Provinsi Jabar dan Kementerian Sosial RI telah bergerak cepat dalam menyalurkan bantuan. Makanan, pakaian, dan kebutuhan dasar lainnya telah didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Selain itu, posko Dapur Umum juga telah didirikan untuk memastikan bahwa warga yang terdampak banjir mendapatkan akses ke makanan yang layak.
Banjir Cirebon adalah pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi bencana alam. Dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan pemulihan dari bencana ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif.