Scroll to Continue
Berita

Begini Respon Kadisdikpora Pangandaran Terkait Adanya Pelajar SMP yang Tak Bisa Membaca

×

Begini Respon Kadisdikpora Pangandaran Terkait Adanya Pelajar SMP yang Tak Bisa Membaca

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran, Agus Nurdin, Foto:Doc/JM

PANGANDARAN, JURNALMEDIA.ID – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran, Agus Nurdin, dengan tegas menanggapi soal pelajar SMPN 1 Mangunjaya yang tidak bisa membaca.

“Di lain pihak, saya bangga ada dua anak dari Sekolah Dasar (SD) yang berhasil menjadi juara Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Provinsi dan melaju ke Nasional,” ucapnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis 03 Agustus 2023 malam.

Advertisement
Advertisement

“Namun, saya tidak merasa malu jika ada anak-anak kita yang belum bisa membaca. Ini merupakan tantangan dan tugas kami di dinas untuk mengoptimalkan potensi anak-anak,” sambung Agus.

Selain itu, Agus juga memperlihatkan data mengenai Marsini, siswa perempuan dari SD Negeri 2 Kertamukti Pangandaran yang berhasil menjadi juara tingkat Provinsi, melalui tangkapan layar pengumuman resmi.

Baca juga:  UMKM Expo 2025: Ajang Promosi 100 UMKM Unggulan Kota Banjar

Menurutnya, tangkapan layar tersebut menampilkan Keputusan Kepala Balai Pengembangan Talenta Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2023. Nomor: 1319/J7.1/PN.00/2023.

“Isi dari keputusan tersebut adalah penetapan pemenang peserta Olimpiade Sains Nasional tingkat Provinsi (OSN-P) pada Jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) Tahun 2023,” jelasnya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pangandaran, kata Agus, pihaknya akan melibatkan komunitas dan orang tua dalam mengatasi masalah kesulitan membaca di SMPN 1 Mangunjaya.

“Dengan melibatkan komunitas, seperti relawan literasi, perpustakaan, dan penulis lokal, dapat memberikan dukungan lebih dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan membaca,” terangnya.

Dia menegaskan, Dinas Pendidikan dapat memperkuat program bimbingan khusus untuk siswa-siswi yang mengalami kesulitan membaca. Program ini dapat menyediakan waktu tambahan bagi siswa untuk berlatih membaca dengan bimbingan guru atau tutor yang berkualitas.

Baca juga:  Warga Desa Cibogo Gotong Royong Sambut Perayaan HUT RI

“Pemanfaatan teknologi pendidikan juga dapat menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan membaca. Aplikasi atau perangkat lunak pembelajaran interaktif dapat membantu siswa belajar membaca dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan,” sebut Agus.

Diberitakan sebelumnya, bahwa sejumlah pelajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.

Hal ini membuat Dewan Guru, Dian Eka Purnawati, yang juga bertugas sebagai koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS), merasa sangat prihatin.

Menurutnya, pada tahun 2023/2024 tercatat 29 siswa di SMPN 1 Mangunjaya mengalami kesulitan membaca, dan mayoritas dari mereka adalah pelajar laki-laki.

Penulis: red