Menurut Dedi, perjalanan Wandha selama 4 tahun berproses di dunia sepakbola ternyata ada peran orang tua yang begitu besar di belakangnya. Bentuk dorongan ini yang diharapkan orang tua menjadi pemicu semangat agar berlatih dengan keseriusan dan mencapai mimpinya.
Hingga pada 2020 lalu, tepatnya saat Covid-19 melanda. Usaha bakso Dedi mengalami penurunan konsumen yang mengakibatkan ia harus mencari pekerjaan lain di kampung orang yaitu di Magelang.
“Ya memang sulit waktu itu, karena covid jadi jualan bakso sepi. Kebetulan saya ditawarin pekerjaan di Magelang oleh saudara dan saya ambil,” terangnya.
Dedi dan Tarmini terpaksa meninggalkan kedua anaknya Wandha dan Kinar dirumah (tinggal bersama neneknya,red). Hal ini dilakukannya untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan.
Untuk memantau perkembangan Wandha, Dedi selalu berkomunikasi dengan Tim Pelatih dan Official di SSB. Termasuk koordinasi perihal keikusertaan anaknya di pertandingan apapun.
“Cara mantau saya adalah dengan ang Haen dan Coach Aris selaku tim pelatih di SSB, jadi sering bertanya ke mereka termasuk masalah yang ke Singapura ini,” pungkasnya. (dry)