Setelah berhasil menangkap ular, Yahno menempatkannya dalam sebuah karung berwarna putih dan membawanya ke area pacuan kuda. Kedatangannya dengan membawa ular tersebut menjadi tontonan menarik bagi warga sekitar.
“Saya punya warung juga di area pacuan kuda, jadi saya bawa dulu ular tersebut entah mau dijadikan apa, saya tidak tahu, yang jelas saya tidak menyakitinya,” sebutnya.
Meskipun menangkap ular, Yahno memastikan bahwa prosesnya dilakukan tanpa kekerasan. Menurutnya, ular juga memiliki rasa sakit, sehingga dia berusaha keras untuk tidak melukainya.
“Posisi ular saat ditangkap sedang diam tidak bergerak karena sedang memangsa ayam yang berukuran besar,” jelasnya.
Usut punya usut, Yahno ternyata memiliki pengalaman masa lalu dalam mencari ular untuk dijual saat masih muda. Karena itu, kehadiran ular besar tidak membuatnya merasa takut.
“Dulu saya bersama saudara sering mencari ular untuk dijual. Sekarang sudah tua, jadi sudah berhenti,” tukasnya. (**)