PANGANDARAN, JurnalMedia — Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dini terhadap meningkatnya kasus penyakit Leptospirosis dan Japanese Encephalitis, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Jakarta mengadakan pendampingan teknis Surveilans di RSUD Pandega Pangandaran. Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis, 09 Oktober 2025, dan didampingi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat serta Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran.
Materi tatalaksana kasus penyakit Japanese Encephalitis disampaikan oleh Dr. dr. Nelly Amalia Risan, Sp.A., Subsp.Neuro(K), yang merupakan ahli dalam bidangnya. RSUD Pandega Pangandaran ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit sentinel untuk penanganan Japanese Encephalitis di Jawa Barat, sehingga memperkuat sistem kewaspadaan dini dan respon cepat dalam penemuan kasus suspek menjadi sangat penting.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi epidemiologi yang akurat, yang sangat diperlukan untuk penanganan, pencegahan, dan pengendalian penyakit Leptospirosis dan Japanese Encephalitis di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Pangandaran. Dengan adanya peningkatan kewaspadaan dan pengetahuan di kalangan tenaga kesehatan, diharapkan dapat mengurangi angka kasus serta meningkatkan respons terhadap wabah yang mungkin terjadi.
Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara berbagai instansi kesehatan, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat.
“Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, tenaga medis di RSUD Pandega dapat lebih siap dalam menangani kasus-kasus yang mungkin muncul,” ujar Dr. Nelly dalam sambutannya.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat di Kabupaten Pangandaran dapat terlindungi dari risiko penyakit yang disebabkan oleh Leptospirosis dan Japanese Encephalitis. Peningkatan kewaspadaan dini serta respon cepat dalam penanganan penyakit merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah mewabahnya penyakit tersebut di daerah ini.






