Scroll to Continue
Berita

Ribuan Orang Meriahkan Tradisi Ngobeng Balong Bersama Tim HUDANG di Pangandaran

×

Ribuan Orang Meriahkan Tradisi Ngobeng Balong Bersama Tim HUDANG di Pangandaran

Sebarkan artikel ini
Ribuan Orang Meriahkan Tradisi Ngobeng Balong Bersama Tim HUDANG di Pangandaran. Foto:ist/JM

PANGANDARAN, JURNALMEDIA.ID – Ribuan warga terlihat antusias mengikuti tradisi ngobeng balong yang berlangsung di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, pada hari Minggu. Tradisi ini menjadi momentum tahunan yang dinantikan masyarakat sebagai ajang kebersamaan, hiburan, serta cara untuk berinteraksi langsung dengan alam.

Ngobeng balong merupakan kegiatan menangkap ikan secara massal di kolam (balong) yang dilakukan oleh warga desa. Kegiatan ini telah menjadi bagian dari budaya lokal yang sarat akan nilai gotong royong dan kebersamaan. Tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tradisi ngobeng balong juga menjadi ajang berkumpulnya berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Advertisement
Advertisement

Kolam dengan ukuran sekitar 10×20 meter menjadi arena utama kegiatan tersebut. Beragam jenis ikan seperti mujaer, gurame, dan gabus berhasil ditangkap oleh para peserta yang bersemangat masuk ke kolam. Bagi peserta yang berhasil menangkap ikan berukuran besar, panitia telah menyiapkan hadiah menarik sebagai apresiasi.

Tidak hanya para peserta yang terjun langsung ke kolam, banyak warga lainnya—terutama ibu-ibu—turut meramaikan suasana dengan menonton dan memberikan semangat kepada para peserta. Kemeriahan semakin terasa ketika banyak warga bersorak menyaksikan tangkapan ikan yang besar.

Baca juga:  Desa Rejasari Desak Kejelasan Aset Tanah yang Digunakan Pemkot Banjar

Sentot sapaan akrab Jaka Purnama, tokoh masyarakat Pangandaran sekaligus perwakilan dari tim HUDANG (pasangan calon Ujang Endin-Dadang Solihat) dalam Pilkada 2024, turut hadir dalam acara tersebut. Ia menyatakan bahwa tradisi ngobeng balong sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Desa Ciganjeng, dengan mayoritas warga desa memiliki kegemaran menangkap ikan di kolam, sungai, atau sawah.

“Kami dari tim HUDANG mengadakan acara ngobeng balong ini sebagai bentuk kebersamaan dengan warga. Tujuannya adalah untuk menghibur masyarakat yang terbiasa menangkap ikan di lingkungan sekitar,” ujar Sentot di sela-sela kegiatan.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 1.500 hingga 2.000 orang. “Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Kami sangat bersyukur melihat respon yang begitu positif dari warga,” tambahnya.

Tradisi ngobeng balong tidak hanya menjadi ajang hiburan, namun juga memiliki banyak manfaat positif bagi masyarakat. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

  1. Memperkuat Kebersamaan dan Gotong Royong: Ngobeng balong memperkuat ikatan sosial di antara warga desa. Dalam kegiatan ini, masyarakat saling membantu, berbagi hasil tangkapan, dan mempererat hubungan antarwarga.
  2. Melestarikan Budaya Lokal: Tradisi ini menjadi salah satu cara untuk mengenalkan generasi muda pada budaya lokal. Melalui kegiatan ngobeng balong, anak-anak diajarkan cara menangkap ikan, menghargai alam, dan pentingnya bekerja sama dalam komunitas.
  3. Meningkatkan Ekonomi Desa: Selain sebagai bagian dari budaya, acara ngobeng balong juga berpotensi menjadi daya tarik wisata lokal. Wisatawan dari luar desa dapat datang dan menikmati suasana desa yang asri, serta membeli ikan hasil tangkapan langsung dari para peserta.
Baca juga:  AHY Kritisi Perppu Cipta Kerja, Hukum Dibentuk Untuk Layani Kepentingan Rakyat, Bukan Kepentingan Elite

Meski teknologi modern sudah tersedia untuk menangkap ikan dengan lebih efisien, tradisi ngobeng balong tetap dipertahankan karena mampu menciptakan kebersamaan dan kebahagiaan di tengah masyarakat. Acara seperti ini juga menjadi sarana yang penting untuk melestarikan budaya lokal dan menjaga kekayaan alam yang ada di desa.

Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda terus melestarikan tradisi ngobeng balong dan menjadikannya sebagai bagian dari identitas lokal yang harus dijaga. (**)