PANGANDARAN, JurnalMedia – Kanker prostat semakin menjadi perhatian dalam dunia kesehatan, terutama di kalangan pria berusia di atas 50 tahun. Menanggapi hal tersebut, RSUD Pandega Pangandaran memberikan pencerahan tentang kanker prostat melalui dua dokter spesialis bedah, dr. Dasrizal, Sp.B dan dr. Juliawan Perminanto, Sp.B, untuk memberikan penjelasan komprehensif mengenai penyakit ini.
Kanker prostat adalah jenis kanker yang berkembang di kelenjar prostat, yang berfungsi untuk memproduksi semen. Menurut dr. Dasrizal, kanker ini dapat berkembang secara perlahan dan sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.
“Penting bagi pria untuk memahami bahwa kanker prostat bisa berkembang tanpa disadari, sehingga deteksi dini sangatlah penting,” ujarnya.
Gejala kanker prostat dapat bervariasi, dan sering kali mirip dengan masalah kesehatan prostat lainnya. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan adalah kesulitan berkemih, nyeri saat berkemih, serta adanya darah dalam urine atau sperma.
Selain itu, nyeri di area panggul dan nyeri saat ejakulasi juga pertanda yang harus diwaspadai. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sering kali menjadi gejala yang diabaikan.
“Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut,” tambahnya.
Ditambahkan dr. Dasrizal, faktor risiko kanker prostat cukup beragam. Ia menyebut usia adalah salah satu faktor utama, dimana pria yang lebih tua memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena kanker ini.
Selain itu, riwayat keluarga juga berperan penting. Ia menjelaskan pria yang memiliki anggota keluarga dengan kanker prostat cenderung memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, pola makan yang tidak sehat, terutama diet tinggi lemak dan rendah serat, juga dapat meningkatkan risiko.
Oleh karena itu, dr. Dasrizal menyarankan untuk melakukan upaya pencegahan terkena kanker prostat. Beberapa diantaranya adalah dengan menjaga pola makan yang sehat serta mengurangi asupan lemak jenuh. Rutin berolahraga juga sangat dianjurkan, karena aktivitas fisik tidak hanya membantu menjaga berat badan, tetapi juga berkontribusi terhadap kesehatan secara keseluruhan.
“Pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi pria yang berisiko, sangat penting untuk deteksi dini. Pemeriksaan PSA (Prostate-Specific Antigen) adalah salah satu metode yang bisa dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan prostat,” tambahnya.
Dengan informasi yang disampaikan oleh para ahli di RSUD Pandega Pangandaran, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan mereka, khususnya terkait kanker prostat.
Masyarakat perlu memahami bahwa deteksi dini dan langkah pencegahan yang tepat dapat menurunkan angka kejadian kanker ini serta meningkatkan kualitas hidup pasien. (*)






