BANJAR, JURNALMEDIA.ID – Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-21 Kota Banjar, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) menggelar kontes peragaan busana batik khas Banjar di Banjar Convention Hall (BCH), Kamis (22/2/2024).
Kontes ini diikuti oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menampilkan kreasi dan rancangan busana batik sesuai dengan ciri khas Kota Banjar, seperti batik tarum, batik bebeong, dan batik rambutan si batulawang. Batik rambutan si batulawang merupakan motif batik yang terinspirasi dari buah rambutan yang menjadi produk unggulan Kota Banjar, Jawa Barat.
Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah PJ Walikota Hj. Ida Wahida Hidayati yang tampil bersama suaminya dengan mengenakan busana batik. Keduanya melenggang di atas catwalk dengan percaya diri dan memukau para penonton.
Usai mengikuti kontes, PJ Walikota mengungkapkan rasa bangganya terhadap batik Kota Banjar yang memiliki motif-motif indah dan mewakili unsur kedaerahan. Ia juga mengaku senang bisa merasakan menjadi pragawati untuk pertama kalinya dalam kontes peragaan busana ini.
“Batik Kota Banjar yang menjadi ciri khas harus tetap dipertahankan dan dikembangkan. Motif-motifnya bagus-bagus dan kreatif. Yang paling penting adalah promosi agar orang lebih mengenal batik khas Kota Banjar. Bukan hanya orang luar, tapi juga masyarakat Kota Banjar sendiri harus bangga dengan produk sendiri,” ujar PJ Walikota.
Kepala Disparpora Dedi Suradi menjelaskan bahwa kontes peragaan busana batik ini sudah menjadi agenda tahunan yang bertujuan agar setiap pegawai dan masyarakat memiliki rasa bangga dan cinta terhadap batik khas Kota Banjar. Ia menambahkan bahwa batik Kota Banjar dihasilkan dari kreativitas para pengrajin yang mengolah bahan-bahan alami.
“Kontes ini diadakan setiap tahun dengan konsep batik. Batik Kota Banjar merupakan ciri khas yang harus dicintai oleh masyarakat dan pegawai. Jenis batik Kota Banjar dihasilkan dari kreativitas pengrajin yang menggunakan bahan-bahan alami, seperti tarum, bebeong, dan rambutan. Jenis-jenis batiknya ada batik tarum, batik bebeong, dan batik rambutan si batulawang,” ujar Dedi.
Kontes peragaan busana batik ini sempat terganggu oleh insiden mati lampu yang membuat acara terhenti sejenak. Namun, acara segera dilanjutkan setelah lampu menyala kembali. Dedi meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan menyatakan bahwa insiden tersebut bukan disengaja.
“Insiden mati lampu tadi itu murni bukan kesengajaan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan atas insiden tersebut. Kami berharap acara ini tetap berjalan lancar dan meriah,” pungkas Dedi.
Rangkaian Hari Jadi Kota Banjar akan terus berlanjut dengan kegiatan-kegiatan lainnya, termasuk menampilkan dan menggali potensi yang ada di Kota Banjar. (Johan)