Scroll to Continue
Berita

Di Kota Banjar Ada Ubi Kayu Berbobot 29-50 Kg Pada Satu Batang, Ini Rahasianya

×

Di Kota Banjar Ada Ubi Kayu Berbobot 29-50 Kg Pada Satu Batang, Ini Rahasianya

Sebarkan artikel ini
Personel Polsek Banjar sedang mengangkat Ubi Kayu Berbobot 29 Kg. Foto: Ucup/JM

BANJAR, JURNALMEDIA.ID – Kegiatan silaturahmi antara Kapolsek Banjar dan Komunitas Organik Aliksa Banjar (KOAKB) yang berlangsung di kediaman Ir. Alik Sudaryat di lingkungan Sukarame Rt 05 Rw 14, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.

Dalam acara tersebut, Ketua Komunitas Aliksa Banjar (KOAKB), Drs An’ur melalui anggotanya Alik Sudaryat menyampaikan bahwa pertanian organik perlu dikembangkan sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan di Kota Banjar melalui komunitas ini.

Advertisement
Advertisement

“Dengan menggunakan pupuk organik, satu batang tanaman singkong atau ubi kayu bisa menghasilkan antara 29 hingga lebih dari 50 kilogram. Di sisi lain, dengan menggunakan metode pertanian konvensional, hanya akan menghasilkan sekitar 10 hingga 15 kilogram per batang. Dengan demikian, hasil yang diperoleh jauh lebih menguntungkan.” ujarnya.

Baca juga:  Exit Briefing Laksamana TNI Yudo Margono Di Penghujung Jabatannya

Alik menyebutkan, bahwa permintaan global terhadap tepung singkong sangat tinggi karena lebih ekonomis dan lebih baik dari segi kesehatan dibandingkan tepung gandum. Selain digunakan dalam pembuatan makanan, tepung singkong juga bermanfaat sebagai bahan baku dalam industri kertas dan tekstil. Bahkan, beberapa mie instan saat ini juga menggunakan tepung singkong sebagai bahan utamanya.

“Dengan penerapan pupuk organik, pertumbuhan tanaman menjadi lebih subur dan warna daun lebih hijau gelap. Batang tanaman juga menjadi lebih besar dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia. Namun, untuk memastikannya, kita harus menunggu saat panen tiba,” imbuhnya.

Dia mengaku, dorongan saya untuk melakukan ini adalah demi peningkatan kesejahteraan petani dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang merusak ekosistem alam.

Baca juga:  Relawan Abimah Tos Soleh Pangandaran Salurkan Ribuan Liter Air Bersih di Desa Cintakarya

“Pupuk organik menawarkan produktivitas yang lebih baik dibandingkan pupuk kimia, namun dengan harga yang lebih terjangkau. Di samping itu, harga pupuk kimia terus naik karena dampak dari konflik antara Rusia dan Ukraina, karena bahan baku pupuk kimia diimpor dari Rusia dan Belarusia,” terangnya.

Sementara itu, Kapolsek Banjar, Kompol Sudi Hartono, dirinya memberikan apresiasi yang besar dan dukungan penuh terhadap upaya memajukan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian organik di Kota Banjar.

“Melalui inisiatif ini, diharapkan bahwa pertanian organik dengan sistem media yang tepat akan terus berkembang dan memberikan dampak positif dalam hal kesejahteraan petani dan ketersediaan pangan,” pungkasnya.

Penulis: Ucup Lesmana