Berita

Jelang Idul Adha 2023, Distan Pangandaran Ajukan Sepuluh Ribu Dosis Vaksin LSD ke Provinsi Jabar

106
×

Jelang Idul Adha 2023, Distan Pangandaran Ajukan Sepuluh Ribu Dosis Vaksin LSD ke Provinsi Jabar

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN, JURNALMEDIA.ID – Dinas Pertaninan (Distan) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengajukan sepuluh ribu dosis vaksin Lumpy Skin Disaese (LSD). Pengajuan ribuan dosis vaksin LSD ke Pemerintah Provinsi Jabar lantaran maraknya peternak sapi di Kabupaten Pangandaran yang mengeluhkan hewan ternaknya terjangkit penyakit cacar.

Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Suryadi mengaku, bahwa pihaknya telah mengajukan sebanyak 10 ribu dosis vaksin khusus untuk hewan yang terserang penyakit LSD ke Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

“Beberapa hari lalu kami sudah mengajukan sebanyak 10 ribu dosis vaksin ke Provinsi Jawa Barat, semoga cepat datang vaksinnya,” ujarnya.

Suryadi menyebutkan, permintaan vaksin LSD merupakan bukti kepedulian Dinas Pertanian terhadap para peternak sapi di Pangandaran.

BACA JUGA :   Mempererat Tali Persaudaraan Cup 1 IKA Alumni Sebatik Timur Melalui Lomba Volly

“Selain itu, sebentar lagi kan jelang idul fitri, jadi kami dari Distan akan bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pangandaran. Sehari sebelum Idul Adha kami akan melakukan pengecekan hewan yang akan di qurbankan apakah layak atau tidak,” jelas Suryadi.

Menurut Suryadi, pihaknya sudah menerima data jumlah hewan sapi yang terjangkit cacar sapi atau Lumpy Skin Disaese (LSD) sebanyak 245 ekor yang tersebar di beberapa Kecamatan.

“Untuk di Kecamatan Pangandaran ada 56 ekor, kemudian Sidamulih 73 ekor, Cimerak 35 ekor, Cijulang 15 ekor, Cigugur 12 ekor, Langkap 8 ekor, Mangunjaya 15 ekor, Padaherang 5 ekor, Kalipucang 8 ekor dan Kecamatan Parigi sebanyak 18 ekor,” bebernya.

BACA JUGA :   Hari Juang TNI AD, Kodim 0613/Ciamis Bagi Sembako dan Tanam Pohon Bersama Warga Banjar

Suryadi menjelaskan, berdasarkan informasi bahwa penyakit tersebut berasal dari Jawa Tengah. Karena, banyak bandar sapi yang beli dari Jawa Tengah lantaran harganya lebih murah murah dibandingkan dengan daerah lainnya.

“Kalau dulu kan penyakit yang menyerang hewan sapi itu namanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), waktu itu di perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah sempat dilakukan penjagaan, bahkan jangan ada sapi dari Jawa Tengah waktu pas gencarnya PMK,” ungkap Suryadi.

Setelah lamanya dilakukan penjagaan itu, sambung dia, ada beberapa bandar sapi yang datang ke Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran. Mereka menginginkan untuk di buka kembali.

“Kami terpaksa harus membukanya. Dan setelah dibuka itu dengan perlahan ada sapi yang terjangkit PMK tersebut, ada kan bandar beli sapi yang sakit di Jawa Tengah karena murah, lalu mereka menyembuhkan sapi di Pangandaran dan setelah sembuh mereka jual. Jadi kan lumayan keuntungannya bagi bandar,” cetusnya.

BACA JUGA :   Minibus Toyota Calya Berpenumpang 6 Orang Masuk Sawah di Ciamis

Suryadi membeberkan, bahwa penyakit cacar sapi atau Lumpy Skin Disaese (LSD) yang sekarang terjadi sudah terlanjur masuk ke Pangandaran. Namun sekarang berpikir bagaimana caranya untuk menangani penyakit tersebut.

“Saya berharap kedepannya para bandar sapi harus lebih berpikir panjang, dan harus melihat resikonya, jangan sampai seperti sekarang banyak hewan yang kena penyakit,” pungkasnya. (dry)