Scroll to Continue
Berita

Jembatan Kereta Api Peninggalan Belanda di Pangandaran, Saksi Bisu Sejarah yang Mulai Berkarat

×

Jembatan Kereta Api Peninggalan Belanda di Pangandaran, Saksi Bisu Sejarah yang Mulai Berkarat

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN, JURNALMEDIA.ID  – Jembatan kereta api tua buatan Belanda yang berada di Kabupaten Pangandaran masih tampak kokoh meski kondisinya kini mulai berkarat. Salah satu contohnya adalah jembatan penghubung Cijulang-Banjar yang terletak di Blok Margacinta, Kecamatan Cijulang, menuju Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, yang kini hanya tinggal kenangan.

Jembatan ini dibangun hampir 100 tahun yang lalu, namun masih menyimpan kekuatan struktural yang mengesankan. Sebagai peninggalan era penjajahan Belanda, jembatan kereta api ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Terlihat di lokasi, terdapat tembok kecil bertuliskan “PT KAI 5 KM 78”, sebagai penanda bahwa arsitektur ini menjadi saksi bisu jejak sejarah kereta api yang pernah melintasi Pangandaran untuk berbagai keperluan.

Advertisement
Advertisement

Dari hasil pantauan di lapangan pada Kamis, 24 Oktober 2024, bangunan beton jembatan tersebut masih berdiri tegak di atas sungai. Namun, kondisi rel kereta yang dahulu digunakan sudah berkarat parah, dan sebagian besar bentangan rel telah hilang.

Baca juga:  Bupati Pangandaran Kembali Gelar Ekspose Transparansi APBD dan Strategi Pemulihan APBD Tahun Anggaran 2024

Kepala Bidang Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran, Sugeng mengungkapkan bahwa jembatan kereta api di jalur Cijulang-Banjar ini sudah berusia lebih dari 50 tahun.

“Jembatan tersebut sudah kami ajukan untuk menjadi objek cagar budaya. Karena usianya lebih dari 50 tahun, jembatan ini diusulkan bersama dengan jalur rel dan bangunan lain yang berkaitan dengan kereta api Banjar-Cijulang,” ujar Sugeng, Kamis, 24 Oktober 2024.

Selain Sugeng, seorang tokoh masyarakat Cijulang, Ajat Jatnika (54), mengenang masa-masa ketika ia masih duduk di bangku SMP dan pernah menaiki kereta api jalur Cijulang-Banjar.

“Saya dulu, saat masih SMP, pernah mencoba menaiki kereta api itu. Kami orang Cijulang waktu itu naik kereta hanya untuk sekedar bermain. Kami naik dari Cijulang, sampai ke Banjar, lalu pulang lagi,” kenangnya.

Baca juga:  Lantik 4 Kepala Desa Hasil Pilkades Serentak, Plt Bupati Bogor Sampaikan Pesan Ini

Ajat menambahkan, banyak anak muda pada masa itu yang menjadikan naik kereta api sebagai hiburan. Biasanya, mereka diajak oleh orang tua untuk bepergian ke Banjar, lalu kembali lagi pada hari yang sama. “Seingat saya, kami dulu diajak orang tua main ke Banjar, lalu pulang lagi, cuma begitu saja,” ujarnya sambil tersenyum mengingat kenangan masa lalu.

Kini, meski hanya tinggal sisa-sisa masa kejayaan, jembatan kereta api ini tetap menjadi warisan penting yang menyimpan nilai historis besar. Peninggalan ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai bukti sejarah panjang perkeretaapian di wilayah Pangandaran. ***