JURNALMEDIA.ID – Pansus DPRD Kota Tasikmalaya menggelar rapat dengar pendapat membahas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Penyelenggaraan Kebudayaan Daerah Kota Tasikmalaya, bertempat di Ruang Paripurna Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Kamis (03/08/3032).
Rapat dengar pendapat yang diinisiasi oleh Komisi 1 dan Komisi 4, bersama dengan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Diaspora) Kota Tasikmalaya ini menghadirkan sejumlah praktisi seni dan budaya serta perwakilan dari Yayasan Wakaf Pusaka Sukapura (YWPS).
Ketua Pansus Ranperda Penyelenggraan Kebudayaan Daerah, Bagas Suryono mengatakan, Ranperda yang tengah digodok ini nantinya untuk memproteksi kebudayaan daerah khususnya di Kota Tasikmalaya.
“Usai rapat ini nanti akan ada rapat pendapat akhir fraksi sebelum paripurna. Kami dari Pansus berharap mudah-mudahan hasilnya diterima oleh semua pihak,” ujarnya.
Peserta rapat dari Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT), Budi Riswandi mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan anggota dewan dalam mewujudkan perda tentang kebudayaan yang sudah di rancang sejak 2017. Namun Dia juga mengoreksi kurang terakomodirnya kesenian kontemporer dalam ranperda tersebut.
Adapun peserta dari pegiat budaya mengharapkan pemerintah lebih peduli dengan kebudayaan yang telah ada. Mereka berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya mendukung upaya yang telah mereka lakukan dalam melestarikan kebudayaan daerah. Salah satu yang mereka usulkan adalah menentukan tradisi ikonik yang mencerminkan Kota Tasikmalaya.
Berbeda dengan lainnya, Juag Fiona Callaghan, M.Si menekankan kepada para peserta untuk lebih konsen kepada pengenalan jati diri kebudayaan Kota Tasikmalaya. Ia mengatakan, Kota Tasikmalaya harus mengenal terlebih dahulu jati dirinya yang mana berasal dari Kabupatian Sukapura.
“Penting diketahui, sebelum menentukan semua yang telah disampaikan tadi, kita harus mengenal terlebih dahulu jati diri daerah kita. Supaya kita tidak kehilangan arah dan mudah terombang-ambing jaman. Sangat mudah menentukan objek budaya atau cagar budaya selagi kita mengenal jati diri kita ini siapa,” tegasnya.