Kepala Dinas Pendidikan, Juanda Dimansyah menerangkan, pemanfaatan aplikasi platform Merdeka Mengajar belum maksimal dilakukan oleh PTK, dari jumlah guru yang terdata memiliki akun belajar bagi sekolah pelaksana kurikulum merdeka berjumlah 20.793, baru 45,52% sekitar 9.464 PTK yang sudah melakukan proses login dan baru 10% (sekitar 1.071) baru menyelesaikan tugas mandiri.
“Untuk kesiapan infrastruktur sekolah, rata rata sudah memiliki perangkat komputer ataupun laptop, hambatan di lapangan adalah terkendala dengan jaringan internet terutama di wilayah daerah blank spot,” terangnya.
Juanda berharap, agar peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur IT pendidikan dapat terwujud kami berharap, adanya peningkatan anggaran terkait sarana prasarana infrastruktur IT di sekolah, peningkatan kompetensi SDM tenaga pendidik di bidang IT, perluasan jaringan internet di kawasan blank spot, keterlibatan semua stakeholder dan pihak swasta untuk memacu peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur IT.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor, Bayu Ramawanto memaparkan, terhitung pada bulan Maret sampai April, dari 416 Desa ada 35 desa yang terindikasi blank spot atau lemah sinyal. Alhamdulillah, terhitung pada bulan kemarin setelah kami data kembali, terjadi penurunan desa-desa yang terindikasi lemah sinyal, sekarang tinggal 18 desa saja.
“Kita intens berkoordinasi dengan ASPIMTEL (Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi). Jadi manakala daerah itu lemah sinyal, bukan berarti harus ada menara di daerah tersebut, tapi bisa saja cukup dengan digeser sekian derajat saja antenanya. Dan itu cukup untuk mengurangi atau menjadi solusi untuk masalah lemah sinyal,” papar Bayu.
Bayu menambahkan, Alhamdulillah ASPIMTEL memberikan respon positif, karena di ASPIMTEL itupun ada kegiatan yang sifatnya sosial, sehingga pada tahun 2023 nanti, kita berharap untuk wilayah Kabupaten Bogor, tidak ada lagi desa yang lemah sinyal atau blank spot. (Aulia)