JURNALMEDIA.ID – Mahfud MD, mantan ketua Mahkamah Konstitusi, resmi mengundurkan diri dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) pada Kamis, 1 Februari 2024. Pengunduran diri ini dilakukan karena Mahfud akan maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 mendampingi Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Mahfud menyampaikan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka. Dalam surat tersebut, Mahfud mengucapkan terima kasih kepada Jokowi yang telah mempercayainya sebagai Menko Polhukam sejak Oktober 2019. Mahfud juga menyatakan bahwa pengunduran dirinya adalah bentuk penghormatan kepada presiden dan etika sebagai menteri.
Jokowi menghargai langkah Mahfud dan mengatakan bahwa pengunduran diri tersebut merupakan haknya. Jokowi juga mengapresiasi kinerja Mahfud selama menjabat sebagai Menko Polhukam, khususnya dalam menangani berbagai isu politik, hukum, dan keamanan di tengah pandemi Covid-19. Jokowi berharap Mahfud dapat berkontribusi lebih banyak lagi untuk kemajuan bangsa dan negara melalui jalur politik.
Reaksi Tokoh Politik
Mundurnya Mahfud dari Menko Polhukam juga menarik perhatian dari berbagai tokoh politik lainnya. Beberapa di antaranya adalah:
- Anies Baswedan, gubernur DKI Jakarta yang juga cawapres nomor urut 1 mendampingi Sandiaga Uno yang diusung oleh Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Anies mengatakan bahwa Mahfud adalah sosok yang berintegritas dan profesional. Anies juga mengaku tidak terkejut dengan keputusan Mahfud, karena dia sudah mendengar kabar tersebut sejak lama. Anies menilai bahwa Mahfud adalah lawan yang tangguh dan berpengalaman, tetapi dia optimis bahwa pasangannya, Sandiaga, juga memiliki kualitas yang tidak kalah baik.
- Prabowo Subianto, mantan menteri pertahanan yang juga cawapres nomor urut 2 mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Prabowo mengaku kaget dengan mundurnya Mahfud, karena dia menganggap Mahfud sebagai teman baiknya. Prabowo mengaku pernah menawari Mahfud untuk menjadi cawapresnya pada pemilihan presiden 2019 lalu, tetapi Mahfud menolaknya. Prabowo menghormati pilihan Mahfud dan mengucapkan selamat atas pencalonannya. Prabowo juga menegaskan bahwa dia siap bersaing secara sehat dan santun dengan Mahfud dan pasangannya, Ganjar.
- Jusuf Kalla, mantan wakil presiden dua periode yang juga ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar. Jusuf Kalla mengatakan bahwa Mahfud adalah sosok yang cerdas dan berwawasan luas. Jusuf Kalla juga mengapresiasi kontribusi Mahfud sebagai Menko Polhukam, terutama dalam menjaga stabilitas politik, hukum, dan keamanan di Indonesia. Jusuf Kalla menyarankan Mahfud untuk tetap menjalin komunikasi dan kerjasama dengan pemerintah, meskipun sudah menjadi cawapres. Jusuf Kalla juga berharap Mahfud dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah kontestasi politik yang sengit.
Siapa Penggantinya?
Pertanyaan yang muncul setelah Mahfud mundur dari Menko Polhukam adalah siapa yang akan menggantikannya. Jokowi belum mengumumkan siapa yang akan menjadi Menko Polhukam selanjutnya, tetapi ada beberapa nama yang santer dikabarkan sebagai kandidatnya. Beberapa di antara mereka adalah: