CIAMIS, JURNALMEDIA.ID – Setiap tahun, bulan September menjadi saksi bisu dari sejumlah tragedi bersejarah yang telah mengguncang Indonesia. “September Hitam” adalah istilah yang merujuk pada sejumlah peristiwa kelam yang terjadi pada bulan ini, yang mengingatkan kita akan luka-luka masa lalu yang belum sembuh sepenuhnya.
Seiring datangnya bulan September, kita diingatkan kembali pada peringatan “September Hitam.” Setiap tahun, pada tanggal 9 September, tugas di DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) adalah mengawal hak-hak dan kewajiban mahasiswa baru. Ketua DPM FISIP Universitas Galuh Ciamis, Muhmmad Sobari, menekankan pentingnya menjaga integritas dan transparansi dalam mengemban tugas ini. Seperti peringatan tersebut, tragedi ini juga membawa sejumlah kenangan pahit dan kontroversi dalam sejarah kita.
Sobari, selaku seorang Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa, mendapati dirinya terlibat dalam situasi yang menantang. Sebagai Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa dan Kader HMI di Universitas Galuh, Sobari merasa urgensi untuk menghadapi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).
“Terlalu sering terjadi masalah-masalah yang melanggar hak-hak mahasiswa, seperti perpeloncoan dan lainnya. Inilah yang menjadi konsen utama bagi kami sebagai dewan perwakilan mahasiswa FISIP: mengawal hak-hak mereka dan memahasiswakan mahasiswa,” ujarnya.
Sobari berpendapat bahwa melibatkan dosen atau staf kependidikan dalam PKKMB bisa memberikan manfaat besar. Mereka memiliki pengalaman yang berharga untuk dibagikan kepada mahasiswa baru. Namun, ketika melihatnya lebih dalam, Sobari mulai menyadari bahwa ada isu etis yang perlu diperhatikan.
“Ada suara-suara yang berpendapat bahwa melibatkan dosen atau tenaga kependidikan sebagai pendamping langsung dalam PKKMB dapat memberikan manfaat tambahan dalam memberikan panduan dan dukungan yang lebih komprehensif kepada mahasiswa baru serta kolaborasi semua pihak untuk membentuk jiwa mahasiswa yang unggul,” tuturnya.
Menurut dia, tujuan ini sangat baik, karena mahasiswa baru dapat memperoleh informasi lebih mendalam tentang kehidupan kampus dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan mereka di dunia akademik.
“Semua pihak harus bekerja sama demi melahirkan generasi mahasiswa yang siap menghadapi berbagai tantangan dan menjadi pemimpin masa depan,” ungkapnya.
“Dalam mengenang “September Hitam” Indonesia, kita harus mengambil pelajaran berharga dari masa lalu. Semoga tugas DPM dan upaya untuk melibatkan semua elemen kampus dalam mendukung mahasiswa baru akan membantu mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi pendidikan tinggi di Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Saefullah