JURNALMEDIA.ID – Rusia mengumumkan niatnya untuk mengubah doktrin nuklirnya setelah Ukraina berhasil menguasai Kursk, sebuah langkah yang dianggap sebagai sinyal bahaya bagi negara-negara Barat. Perubahan ini mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut dan menimbulkan kekhawatiran global.
Dalam wawancara eksklusif pada pukul 11:00 MSK, seorang pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Rusia yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, “Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap ancaman yang semakin nyata di perbatasan kami. Kami harus memastikan bahwa doktrin nuklir kami mencerminkan situasi keamanan saat ini.” Pernyataan ini disampaikan dengan nada serius dan penuh wibawa, menunjukkan betapa pentingnya perubahan ini bagi Rusia, Moskow, 5 September 2024.
Keberhasilan Ukraina dalam menguasai Kursk telah mengejutkan banyak pihak dan dianggap sebagai titik balik dalam konflik yang sedang berlangsung. Pada pukul 14:00 MSK, Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pidatonya di Kremlin, menegaskan bahwa perubahan doktrin nuklir ini adalah langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional Rusia. “Kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara kami,” ujar Putin dengan tegas.
Reaksi dari negara-negara Barat pun beragam. Beberapa pihak menganggap langkah ini sebagai eskalasi yang berbahaya, sementara yang lain melihatnya sebagai respons yang dapat dipahami mengingat situasi yang semakin tegang. Pada pukul 16:00 MSK, seorang juru bicara NATO menyatakan, “Kami sangat prihatin dengan perubahan doktrin nuklir Rusia dan akan terus memantau situasi dengan cermat. Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi diplomatik.”
Perubahan doktrin nuklir Rusia ini menandai babak baru dalam dinamika keamanan global. Dengan ketegangan yang terus meningkat, dunia akan terus memantau bagaimana situasi ini berkembang dan langkah-langkah apa yang akan diambil oleh pihak-pihak terkait.