“Dikatakan oleh orang tuanya bahwa korban ini adalah anak yang riang dan aktif dirumah maupun disekolahnya. Keluarganya sudah ikhtiar untuk memulihkan agar korban riang kembali tapi ternyata seminggu terakhir pelaku jealous ketika korban diantar atau dilindungi oleh kakak kelasnya bahkan ketika ayahnya membantupun pelaku sempat tidak terima dan brutal memulai aksi fisiknya (memukul,red),” bebernya.
Dengan ini, lanjut Anisa, kohati turut prihatin kepada korban dan keluarga. Menurutnya, privasi dan keamanan dia dirampas oleh seseorang yang sangat merugikan untuk keluarga.
“Walaupun pelaku baru diamankan oleh polsek setempat apalagi dengan dugaan tindak pidana perusakan rumahnya, ini dirasa bukan point intinya. Ketakutan korban, privasi keluarga sampai menghambat tumbuh kembang korban di lingkungan dan pendidikanya sampai mengganggu psikis atau korban trauma sampai dia sempat mengurung diri,” kata Anisa.
“Korban sempat bercerita dan menginginkan hukuman yang sesuai untuk pelaku, karena dia takut akan ada korban lain selain dirinya. Bahkan sempat menyalahkan dirinya karena keluarga sampai terganggu dengan adanya masalah ini,” sambungnya.
Adapun upaya yang tengah dan akan dilakukan Kohati terhadap korban dan keluarganya, yakni akan mendampingi dan memulihkan psikologi korban. Karena menurutnya, trauma ini harus pelan-pelan dihilangkan agar korban kembali ceria.
“Nanti lebih lanjut membawa lembaga yang ahli di bidang hukum dan psikologi bila korban dan keluarga mengizinkan. Harapan saya semoga bisa diproses dengan hukum yang sesuai. Dan kondisi korban ini bisa dipastikan keamanan dan pemulihannya,” pungkasnya. (Ian)