BANJAR, JURNALMEDIA.ID – Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad s.a.w. di Dusun Sukarahayu RT 08 RW 08, Desa Waringinsari, Kecamatan Langgensari, Kota Banjar, dimeriahkan oleh acara Pawai Obor (Abid).
Tradisi ini khusus untuk anak-anak yang sudah khatam Al-Qur’an. Acara berlangsung pada Sabtu 14 September 2024 malam di DKM Baitul Muflihin, Kecamatan Langgensari, Kota Banjar, Jawa Barat.
Calon Wali Kota Banjar, Nana Suryana, hadir sebagai tamu undangan. Dalam sambutannya, Nana Suryana menyatakan bahwa Khotmil Quran adalah tradisi yang dapat menjadi motivasi dan kebanggaan bagi anak serta orang tua. Ia berharap acara seperti ini bisa mendorong anak-anak untuk segera khatam Al-Quran.
“Cukup numpang kemudian disembelihkan satu ekor ayam dan berdoa bersama di masjid. Menurut saya, ini sangat memotivasi kepada sahabat-sahabatnya yang belum khatam Quran, termasuk adik-adiknya untuk segera melaksanakan atau menyelesaikan khatam Al-Quran,” ujarnya.
Nana juga mengungkapkan harapannya agar tradisi ini terus dipertahankan. Tujuannya agar lahir generasi penerus yang cerdas, baik dalam ilmu pengetahuan maupun akhlakul karimah.
“Nah ini luar biasa. Mudah-mudahan budaya ini terus dipertahankan sehingga nanti akan melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas di dalam ilmu pengetahuannya, baik di dalam akhlakul karimahnya,” ungkapnya.
Menurut Nana, membaca Al-Quran tidak hanya cukup membaca saja, tetapi juga perlu didukung oleh ilmu pengetahuan dan akhlakul karimah. Karena ilmu tanpa agama berbahaya, begitu juga sebaliknya.
“Saya rasa tidak cukup, karena ilmu tanpa agama itu berbahaya. Sebaliknya, agama tanpa ilmu adalah percuma. Jadi mudah-mudahan kedua-duanya bisa diambil. Sekali lagi, saya mendoakan mudah-mudahan adik-adik kita yang barusan melaksanakan prosesi Khotmil Quran akan menjadi anak-anak yang sukses, yang berbakti kepada orang tua, berguna bagi bangsa, negara, juga agama,” tegasnya.
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Banjar, Mujamil, menyampaikan bahwa Pawai Obor (Abid) adalah sebuah tradisi yang dapat memotivasi anak-anak setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an (khatam).
“Acara Abid atau pawai obor itu sebuah tradisi di Langgensari. Biasanya ada drumband, ada kuda. Dan itu menurut saya sangat positif, sehingga ke depannya para orang tua memberi semangat kepada anak-anak untuk bisa memacu dirinya cepat-cepat hafal Al-Quran. Karena ketika sudah hafal, dia akan tampil di panggung, diarak-arak, dan disaksikan masyarakat,” ucap Mujamil.
Menurut Mujamil, kegiatan seperti ini bisa diterapkan di daerah lain. Walaupun sebenarnya acara ini merupakan tradisi khas yang sudah dilakukan secara turun temurun di Langgensari.
“Acara seperti ini bagus, bisa diterapkan di mana saja. Dan menurut saya itu juga bisa dikembangkan ke Kota Banjar pada keseluruhannya. Cuma memang tradisi ini kan memang awalnya dari Langgensari,” tegasnya.
Mujamil juga menyadari bahwa tradisi ini memerlukan biaya besar, tetapi para orang tua di Langgensari selalu siap ketika kegiatan ini dilakukan.
“Bagus dan memberi semangat kepada anak-anak dalam menghafal bacaan ayat suci Al-Quran,” tutupnya. (Ucup)