Parlemen

Anggota DPRD Pangandaran Sebut Syukuran Nelayan sebagai Daya Tarik Wisata

×

Anggota DPRD Pangandaran Sebut Syukuran Nelayan sebagai Daya Tarik Wisata

Sebarkan artikel ini

PANGANDARAN, JURNALMEDIA.ID – Syukuran nelayan merupakan tradisi penting bagi masyarakat nelayan di Kabupaten Pangandaran. Hajat laut, yang dilaksanakan setiap Tahun Baru Islam 1 Muharam Hijriyah, telah menjadi warisan yang dilestarikan sejak zaman nenek moyang di Pangandaran.

Di Pantai Barat Pangandaran, masyarakat nelayan menyelenggarakan karnaval budaya dengan berkeliling kawasan pantai. Dalam karnaval ini, mereka menggotong dongdang—alat yang digunakan untuk membawa berbagai macam makanan dan sesaji yang akan dilarung ke tengah laut menggunakan perahu. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur nelayan kepada laut yang telah memberikan mereka rezeki.

Ade Ruminah, anggota DPRD Pangandaran dari Komisi II, menegaskan bahwa syukuran nelayan diisi dengan doa bersama, makan bersama, seni tradisional, dan berbagai kegiatan budaya lainnya. Menurutnya, nilai-nilai budaya lokal yang terkandung dalam acara ini dapat menjadi daya tarik wisatawan dan layak dimasukkan ke dalam kalender pariwisata.

Baca juga:  Peran Penting Reses dalam Menyerap Aspirasi Masyarakat Pangandaran

“Syukuran nelayan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan bisa menjadi atraksi wisata yang menarik,” katanya.

Menurut Ade bahwa tradisi ini harus selaras dengan nilai-nilai agama dan akidah serta tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.

Sementara itu, Budayawan asal Pangandaran, Edi Rusmiadi, menambahkan bahwa hajat laut merupakan bagian dari syukuran nelayan yang telah menjadi tradisi turun-temurun di Pangandaran.

“Tradisi ini sudah dilakukan sejak dahulu di waktu dan tempat yang sama,” ujar Edi.

Menurut Edi, syukuran nelayan adalah wujud syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat dan rezeki kepada para nelayan. Hasil tangkapan ikan di laut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tradisi ini sangat bermakna bagi mereka.

Baca juga:  Tanpa Umbar Janji, Husni Berhasil Jadi Anggota Dewan Termuda

“Maka saya beri tema kegiatan ini dengan ‘Save Syukuran Nelayan’,” tambah Edi.

Sehari sebelum acara utama, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, juga menghadiri syukuran nelayan dan kegiatan tabur bunga di Pantai Barat Pangandaran. Susi menekankan pentingnya menjaga tradisi syukuran nelayan dan memelihara kelestarian laut, terutama karena Pangandaran merupakan daerah pariwisata.

“Nelayan harus sadar untuk tidak mengeksploitasi laut secara berlebihan,” harap Susi.

Syukuran nelayan di Pangandaran bukan hanya sebuah tradisi budaya, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi. Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, masyarakat nelayan Pangandaran dapat terus bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh laut dan sekaligus menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikan keunikan budaya lokal. (Ntang.SR)

Baca juga:  DPRD Kabupaten Sukabumi Ajak Masyarakat Cegah HIV, Ini Alasanya