BANJAR, JurnalMedia – Otong Dodi (58) harus menjalani hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan setelah terserang stroke yang membuatnya tak lagi mampu bekerja seperti dulu.
Pria yang dulunya mencari nafkah sebagai ojek pangkalan di Pompa Pasar Banjar ini kini bertahan hidup di emperan bekas bengkel yang tidak layak huni, berlokasi di Jalan Pataruman, Cogreg, Lingkungan Pataruman RT 02 RW 16, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.
Di tempat yang hanya berukuran 1,5 x 1,5 meter, terbuat dari kain dan kardus, Otong beristirahat setiap hari di depan sebuah bengkel motor yang sudah lama tutup. Sejak dua tahun terakhir, ia hidup sebatang kara setelah perceraiannya. Sebelumnya, Otong tinggal di Dusun Pananjung Barat, Desa Sinartanjung, namun penyakitnya membuatnya kesulitan menjalani kehidupan rumah tangga. Sejak itu, ia tidak lagi mendapat dukungan dari keluarganya, termasuk anak-anaknya.
Rastini, seorang warga setempat, mengungkapkan rasa iba melihat kondisi Otong yang harus bertahan dengan mengandalkan belas kasih orang lain.
“Otong hidup di jalanan, sering meminta-minta, kepanasan, kehujanan, bahkan pernah jatuh saat hujan deras di malam hari,” ujar Rastini, Minggu (2/3/2025).
Rastini sempat menawarkan tempat tinggal di rumahnya, tetapi Otong menolak karena tidak ingin merepotkan orang lain. Ia juga mencoba mengajak Otong tinggal di bengkel motornya yang sudah tidak terpakai, namun tawaran itu juga ditolak.
Meski demikian, Rastini tetap berusaha membantu sebisanya. Ia kerap memberi makan dan merawat Otong yang semakin lemah akibat penyakitnya.
“Setiap hari Otong hanya mengandalkan pemberian warga. Saya membantunya sebisa saya, karena saya tahu kondisinya sangat memprihatinkan,” kata Rastini.
Ketua RT setempat, Yayan, membenarkan bahwa keluarga Otong, terutama kedua anak perempuannya, sudah tidak peduli lagi dengan nasib ayah mereka.
“Keluarganya sudah tidak peduli, terutama anak-anaknya yang tidak mau menerima bapaknya dalam kondisi seperti ini,” ujar Yayan.
Pihak RT telah berupaya menghubungi kelurahan dan Dinas Sosial untuk meminta bantuan, tetapi hingga kini belum ada realisasi. Sementara itu, warga sekitar terus berupaya membantu Otong dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
“Kami hanya bisa menolong sebatas kemampuan kami. Harapan kami, ada perhatian lebih dari pihak berwenang agar Otong mendapatkan tempat tinggal yang layak dan perawatan yang dibutuhkan,” tutup Yayan.