PANGANDARAN, JurnalMedia – Praktik menggerus obat tablet menjadi semakin umum di kalangan pasien yang ingin memudahkan konsumsi, terutama untuk mereka yang kesulitan menelan pil utuh. Namun, para ahli kesehatan dari RSUD Pandega Pangandaran memperingatkan bahwa tindakan ini dapat menimbulkan efek samping yang serius dan berisiko bagi kesehatan.
Menggerus obat tablet dapat memengaruhi cara kerja obat tersebut. Banyak obat dirancang dengan lapisan pelindung atau formulasi khusus untuk memastikan pelepasan zat aktif secara bertahap dalam tubuh. Dengan menggerusnya, pasien mungkin mengalami peningkatan efek samping atau bahkan overdosis, karena zat aktif dilepaskan lebih cepat dari yang diinginkan.
Beberapa jenis obat yang tidak boleh digerus, termasuk obat-obatan yang memiliki lapisan enterik. Obat ini dirancang untuk melindungi saluran pencernaan dari efek korosif zat aktif dan untuk memastikan obat aktif di tempat yang tepat dalam usus. Menggerusnya dapat menghilangkan lapisan pelindung ini, menyebabkan iritasi lambung atau efek samping yang tidak diinginkan.
Selain itu, obat yang memiliki formula berkelanjutan, seperti tablet dengan pelepasan berkepanjangan, juga tidak boleh digerus. Menggerus obat ini dapat mengakibatkan pelepasan zat aktif secara instan, berpotensi menyebabkan efek samping yang berbahaya dan tidak terduga.
Beberapa contoh obat yang sebaiknya tidak digerus meliputi:
- Obat antihipertensi: Beberapa jenis obat tekanan darah bekerja dengan cara yang sangat spesifik dan memerlukan formulasi tertentu untuk efektivitas yang optimal.
- Obat antiepilepsi: Mengubah bentuk obat ini dapat memengaruhi dosis yang diperlukan untuk mencegah serangan.
- Obat kanker: Beberapa obat kemoterapi sangat sensitif terhadap dosis dan formulasi, sehingga menggerusnya dapat mengakibatkan komplikasi serius.
Dalam laman instagram resminya, RSUD Pandega Pangandaran, menekankan pentingnya berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum melakukan perubahan pada cara konsumsi obat.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menggerus obat tanpa rekomendasi dokter. Mengganti metode konsumsi tanpa pengetahuan yang tepat dapat berisiko bagi kesehatan,” tulisnya.
RSUD Pandega Pangandaran juga mendorong masyarakat untuk selalu mematuhi petunjuk penggunaan obat yang tertera pada kemasan dan berkonsultasi langsung dengan apoteker atau dokter untuk memastikan pengobatan berjalan dengan aman dan efektif. Dengan demikian, pasien dapat menghindari risiko yang tidak perlu dan menjaga kesehatan mereka dengan baik. (**)