JURNALMEDIA.ID – Sekarang ini tidak dapat dimungkiri kalau perempuan-perempuan jepang sangat populer di kalangan laki-laki tidak terkecuali di Indonesia kebanyakan kita akan mengatakan bahwa perempuan Jepang memiliki paras yang cantik rambut indah tubuh seksi dan kulit yang kencang ya pokoknya begitulah, imajinasi boleh berbeda tetapi kalau urusan perempuan kita barangkali akan berpikiran sama, namun tahukah kalian berkencan dengan perempuan Jepang dan menikah dengannya merupakan dua hal yang sama sekali berbeda, bukan sekadar status dan legalitas hubungannya melainkan setelah menikah dan memiliki anak perempuan jepang cenderung berubah dari gadis cantik lucu dan menggemaskan menjadi bos di rumah bagi para laki-laki jepang.
Fakta tersebut telah diketahui secara luas dan sudah dapat diterima, namun bagi orang asing seperti kita kita ini fakta tersebut tentu agak sulit dipercaya dan berpotensi membuat siapa pun akan merasa sulit bahagia, nah benarkah demikian berikut beberapa alasan mengapa orang asing sebaiknya tidak menikahi perempuan Jepang.
Berevolusi layaknya pokemon tidak ada yang perlu dibahas kalau membicarakan perempuan-perempuan Jepang pasalnya kita mungkin sudah satu kepala untuk urusan itu, namun yang sedikit diketahui adalah bagaimana bila perempuan Jepang setelah berstatus istri, nah jadi seperti diketahui setelah menikah umumnya perempuan Jepang bakal berevolusi dalam tiga tahap seperti pokemon dan menjadi ganas sebelum nikah atau ketika masih berpacaran perempuan Jepang akan sangat kawaii dan baik hati.
Characteristic perempuan jepang satu ini sudah sangat dikenal di seluruh dunia dan memesona bagi kebanyakan laki-laki, dalam hal pokemon perempuan jepang layaknya jerman dan mereka lucu dan lagi lagi akan sulit menahan diri untuk memeluknya kemudian setelah menikah dari komandan perempuan jepang bakal menjadi bunglon dan menonjolkan diri mereka menjadi lebih kuat setelah punya anak perempuan jepang akan menjadi monster layaknya cewek saat pokemon si napas api.
Mereka memerintah soalnya mereka dan suami umumnya akan segan untuk berbicara kembali serta hanya menuruti perintah istri, karena itu banyak laki-laki paruh baya Jepang melakukan ritual dengan pergi minum sampai larut malam setelah bekerja, karena di rumah mereka ada monster yang telah menanti, istri adalah majikan di negara barat ibu rumah tangga dianggap sebagai pengangguran dan rentan secara sosial, namun di Jepang ibu rumah tangga merupakan profesi dan yang bahkan sering kali disebut sebagai majikan.
Marie White dalam tulisannya Hamdu Woman And Social Changes In Japan menjelaskan ibu rumah tangga jepang mendominasi keluarga mereka, terkadang oleh beberapa suami di Jepang sembari bercanda mengatakan pernikahan berarti sistem perbudakan antara ibu rumah tangga dan suami di Jepang, kami masih memiliki sistem perbudakan namanya adalah pernikahan ungkap salah satu orang Jepang dalam channel youtube-nya, di berbagai negara barat sepasang suami istri adalah mitra kehidupan dan baik suami maupun istri memiliki rekening bank masing-masing.
Ini tentu sangat umum namun di negeri matahari terbit itu umumkan seperti itu dianggap sebagai kepalsuan bagaimana tidak di Jepang secara tradisional setelah menikah istri lah yang berperan untuk mengatur semua urusan keuangan di dalam keluarga, istri jepang layaknya bos yakuza terkadang melihat keluarga mereka sebagai bawahan dan memaksanya untuk membayar semua penghasilan mereka kepada sang istri, jadi suami di jepang menerima gaji dan bos mereka dan membayar semuanya kepada bos mereka di rumah dan sisa uang dihabiskan untuk sandra.
