Scroll to Continue
Berita

Perusakan Banner dan Politik Lokal: Tantangan Pendidikan Demokrasi di Pilkada 2024 Kota Banjar

×

Perusakan Banner dan Politik Lokal: Tantangan Pendidikan Demokrasi di Pilkada 2024 Kota Banjar

Sebarkan artikel ini
Perusakan Banner dan Politik Lokal: Tantangan Pendidikan Demokrasi di Pilkada 2024 Kota Banjar

BANJAR, JURNALMEDIA.ID Temuan adanya perusakan terhadap Benner/baliho salah satu bakal calon wakil walikota Banjar, Sulyanati atau yang lebih akrab di panggil kang Komeng, memperlihatkan rendahnya tingkat pendidikan politik saat ini.

 

Advertisement
Advertisement

Situasi politik Pilkada serentak 2024 khususnya di Kota Banjar yang memasuki tahapan harus dicermati bersama, yang mana sebagai pesta demokrasi, pemilih dan masyarakat harus di edukasi tentang esensi berdemokrasi terutama dlm mensikapi perbedaan.

 

Dalam sebuah kompetisi perbedaan dalam pilihan akan senantiasa ada. Perbedaan adalah hikmah demikian sunatullohnya, ihtilaf/ perbedaan keyakinan dalam pilihan politik harus saling menghargai.

 

Mensikapi perbedaan tersebut dalan Pilkada 2024 Kota Banjar, seharusnya di jadikan momentum untuk menguji kematangan, kedewasaan sekaligus pemahaman dalam berdemokrasi yang berkeadaban dan berkemajuan.

 

Aksi perusakan banner/ baliho, yang mana merupakan alat media sosialiasi salah satunya yang menimpa kandidat menimpa Bakal Calon Wakil Walikota Sulyanati di beberapa tempat. Salah satunya di Karang Tengah Desa Balokang termasuk di beberapa tempat lain yang ada di wilayah tersebut.

 

Terlepas dari siapa aktor/ pelakunya dan atas dasar apa motifnya, Sulyanati yang juga merupakan salah satu tokoh eksponen Forum Peningkatan Status Kotif Banjar, menyikapi kejadian ini dengan santai. Menurut nya kejadian seperti ini bisa saja menimpa kandidat bacalon lain nya, maka perlunya ada pendidikan politik untuk mendewasakan pemikiran masyarakat dalam menyikapi terkait politik.

Baca juga:  Antisipasi Kerawanan Pilkada, Kapolres Banjar Pimpin Rapat Koordinasi Lintas Sektoral

 

“Hal ini bisa saja menimpa kepada Bacalon lainya terkait motif apa pun saya tidak tau, disinilah perlu adanya pendidikan politik untuk mendewasakan masyarakat,” kata Sulyanati, Senin(1/7/2024).

 

Relawan Sahabat Sulya meminta dan menganjurkan semua kandidat mengusung moralitas dan adab dalam berpolitik dalam mensikapi perbedaan.

 

Menanggapi kejadian tersebut Relawan sahabat Sulya juga meminta para elit dan simpul simpul masaa untuk menjaga kondusifitas sehingga pesta demokrasi berjalan menggembirakan. Sekaligus menjadikan arena untuk menyatukan ide dan gagas buat kandidat para Bacalon, yang akan memunculkan pemimpin yang tidak sekedar populer namun juga berkompeten.

 

Sulyanati, salah satu tokoh eksponen Forum Peningkatan Status Kotif Banjar yang saat ini memutuskan untuk maju pada Pilkada Kota Banjar atas dorongan elemen masyarakat, menanggapi atas kejadian perusakan baligho dirinya di Dusun Karangtengah. Menurutnya ia mencetak dan memasang baliho merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Kota Banjar, termasuk mensosialisasikan dirinya yang maju dalam kontestasi Pilkada 2024.

 

” Saya mencetak baligho sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas demokrasi. Saya juga didorong elemen masyarakat untuk maju di Pilkada, sehingga saya punya tanggung jawab untuk lebih mensosialisasikan diri kepada masyarakat,” ujarnya lagi.

Baca juga:  Keliling Bojonggede, Iwan Setiawan Serap Aspirasi dan Beri Solusi

 

Sulyanati juga mengungkapkan dengan baligho ia bisa menjelaskan dan memperkenalkan dirinya, dan itu sebagai bentuk keterbukaan dirinya sebagai kandidat.

 

“Masyarakat harus mengenal pemimpinnya dengan baik. Jangan “membeli kucing dalam karung” lewat baligho saya memperkenalkan diri saya kepada masyarakat,” ungkapnya.

 

Selain itu ia juga melihat kejadian ini menjadi cermin bahwa masih ada orang yang belum maju pemikiran nya dalam pemahaman politik dan kewarganegaraan.

 

“Saya mengingatkan bahwa vandalisme berupa perusakan baligho itu adalah bentuk “bullying atau kekerasan politik”. Itu bentuk eksploitasi atas hak politik saya, dan tentunya hak politik masyarakat dalam kerangka pilkada Banjar tahun ini. Masyarakat dihadapkan pada momentum krusial untuk menentukan pemimpin daerahnya,” Tegasnya.

 

Ia juga bercita-cita, pilkada itu seharusnya jadi ajang yang asyik. Buka untuk merugikan dan membahayakan lawan politiknya. Ketegangan boleh saja akan tetapi harus tetap menyenangkan dan menyebutnya “Pesta Demokrasi”.

 

” Pro dan kontra itu biasa. Saya adalah orang yang sangat suka kritik. Saya adalah pendengar dan sangat suka berdialog. Jadi, bagi siapapun pelaku pengrusakan baligho saya, ini adalah undangan terbuka, saya ingin ngajak ngopi, dan bertukarfikiran demi kemajuan kota Banjar,”pungkasnya. (Johan)