Scroll to Continue
Berita

Begini Cara Ponpes Al Azhar Citangkolo Kota Banjar Kenalkan Budaya Nusantara ke Para Santri

215
×

Begini Cara Ponpes Al Azhar Citangkolo Kota Banjar Kenalkan Budaya Nusantara ke Para Santri

Sebarkan artikel ini
Begini Cara Ponpes Al Azhar Citangkolo Kota Banjar Kenalkan Budaya Nusantara ke Para Santri. Foto:Ist/JM

BANJAR, JURNALMEDIA.ID – Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, terus berupaya merawat budaya Nusantara di tengah perkembangan zaman.

Acara Ngaji Budaya tersebut sekaligus Gebyar Muharraman 1445 Hijriah serta dalam rangka Haul Simbah KH. Abdurrohim ke 26 dan Harlah ke 63 Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo.

Ketua Panitia Ahmad Bananu Syafiq mengatakan, tujuan acara Ngaji Budaya tersebut untuk mengenalkan kepada para santri tentang pentingnya menjaga budaya Nusantara.

“Ngaji Budaya ini digelar untuk melestarikan budaya di tengah perkembangan teknologi dan zaman yang semakin maju,” kata Ahmad Bananu Syafiq.

Menurut dia, di pondok pesantren tersebut ada sebuah tradisi yang disebut dengan Mocopat.

BACA JUGA :   Keren! Inovasi SINUCANTIK Berhasil Masuk Tahap Validasi Lapangan Lomba KIJB Tahun 2022

“Mocopat itu merupakan tradisi turun temurun dan dilestarikan dalam bentuk pagelaran seperti malam ini,” sebutnya.

Kata Ahmad, Mocopat adalah tembang puisi dalam bahasa jawa yang isinya memuji tentang keagungan Nabi Muhammad SAW.

“Dan itu dibacakan oleh beberapa orang sesepuh kita di sini dalam berbagai macam lagam jawa,” jelasnya.

Ahmad berharap, para santri bisa menjaga dan melestarikan budaya yang diwariskan oleh leluhur terdahulu.
Selain itu, acara Ngaji Budaya yang mengambil tema “Sehati Sejiwa Membangun Sukacita Hidup Berbangsa”, dimeriahkan dengan penampilan dari lintas agama.

“Salah satunya penampilan kolaborasi antara angklung Silih Asih dari Gereja Katolik Santo Filipus dan gamelan kontemporer Ki Pamanah Rasa,” beber Ahmad.

BACA JUGA :   Truk VS Ambulans Tabrakan di Pangandaran, Satu Unit Mobil Ringsek

Pastur Gereja Katolik Santo Filipus Kota Banjar Romo Gatot menyebutkan, bahwa perbedaan adalah kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia saat ini.

“Jika dihidupi dalam persaudaraan akan membawa sukacita dan kemajuan bangsa. Kolaborasi angklung dan gamelan ini salah satu bukti kecil namun nyata,” singkatnya.

Penulis: Ucup Lesmana