Dalam acara launching tersebut, pemilik Saung Lek Dul, Abdul Muhaimin atau yang akrab disapa Lek Dul, menyatakan bahwa tujuan didirikan Saung Lek Dul adalah untuk mengembangkan wilayah tersebut menjadi kampung wisata, khususnya wisata kuliner.
“Kota Banjar merupakan wilayah persimpangan, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata khususnya wisata kuliner,” terangnya.
Dia menjelaskan alasan Saung Lek Dul didirikan dengan konsep perpaduan budaya Jawa dan Sunda. Menurutnya, bangunan saung yang menyerupai arsitektur tradisional Jawa memberikan kesan seolah berada di Jogjakarta, namun tetap diperkaya dengan nuansa Sunda yang kental.
“Kami ingin menciptakan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan kontemplasi, serta memberikan pengalaman berbeda bagi para pengunjung,” tambahnya.
Adapun menu yang tersedia Saung Lek Dul ada berbagai menu makanan dan minuman tradisional seperti Bakmi Jawa, Gurame Bakar/Goreng, Sayur Asem, dan Lodeh. Untuk minuman, tersedia pilihan seperti Wedang Uwuh, Teh Poci, Kopi Jos, Secang, dan Bandrek.
“Semua harga kami jamin terjangkau sehingga bisa dinikmati oleh berbagai kalangan,” jelas Lek Dul.
Kolaborasi dengan masyarakat sekitar menjadi salah satu kunci dalam pengembangan Saung Lek Dul. Lek Dul berharap, kehadiran saung ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
“Kami bekerja sama dengan warga sekitar untuk memajukan kampung ini, sehingga manfaatnya bisa dirasakan bersama,” ungkapnya.
Seperti kita ketahui, suasana di Saung Lek Dul terasa sangat asri dan sejuk, dengan pohon-pohon bambu yang mengelilingi area saung. Tempat ini diharapkan bisa menjadi tempat tongkrongan baru bagi warga Banjar yang merindukan suasana pedesaan yang tenang dan nyaman. (Ucup/Johan)